21862 dr. Herleni Kartika, SpPD, - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Dewasa ini, angka kejadian penyakit gagal ginjal kronik semakin meningkat. Dan seringkali saat terdiagnosis gagal ginjal kronik sudah dalam keadaan lanjut dan memerlukan tindakan terapi pengganti ginjal/cuci darah.
Selain penyakit jantung, kasus gagal ginjal juga menjadi penyakit tidak menular yang cukup tinggi angka kejadiannya. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan angka prevalensi gagal Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan partisipan 2 pasien Gagal Ginjal Kronik, dataJika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/ menit/1,73m2.2,3,11-13 Pada kasus ini pasien didiagnosa Chronic Kidney Disease Stage V berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Gagal ginjal kronik / Cronoic Renal Failure (CRF) dibagi 3 stadium : Stadium I : Penurunan cadangan ginjal Kreatinin serum dan kadar BUN normal Asimptomatik Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR Stadium II : Insufisiensi ginjal Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet) Kadar kreatinin serum meningkat diberikan pada pasien dengan gagal ginjal kronis adalah rendah protein (0,6 g. protein/berat badan ideal dalam kg), sangat rendah protein ( 0,3 g protein/ kg/ hari. terutama protein dalam sayuran) dengan suplementasi asam amino esential.8. Pasien ini memiliki tanda ekspansi volume cairan ekstravaskular (edema. . 489 470 286 325 357 408 79 93